ELEKTROKIMIA
Elektrokimia adalah metode
analisis kualitatif maupun kuantitatif
senyawa kimia, yang reaksinya dipengaruhi oleh arus listrik, beda
potensial, dan daya hantar listrik.Teknik
analisis elektrokimia merupakan salah satu tulang punggung analisis
instrumental, disamping teknik analisis spektroskopi. Sistem pengukuran dalam analisis elektrokimia
didasarkan pada signal-signal listrik yang timbul sebagai hasil interaksi
antara materi dengan listrik baik berupa potensial maupun hantaran listrik.
Teknik pengukuran berdasarkan potensial listrik disebut teknik potensiometri.
Suatu
sel elektrokimia tersusun atas dua buah elektroda (minimal), larutan elektrolit
dan suatu sumber arus bisa voltmeter (sel galvani) atau sumber arus searah
(elektrolisis) tergantung dari tujuannya. Dua buah elektroda pada sel
elektrokimia yang pertama adalah elektroda standar (baku) yang mempunyai
potensial yang tetap dan kedua adalah elektroda penunjuk (indikator) yang
potensialnya bergantung pada aktivitas ion yang akan ditetapkan. Umumnya
reaksi yang terjadi pada sel elektrokimia adalah reaksi redoks.
Peralatan
elektrokimia minimal terdiri dari tiga komponen penting yaitu anoda, katoda dan
elektrolit. Anoda adalah elektroda tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi, elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor,
elektrolit). Anoda berupa logam penghantar listrik, pada sel
elektrokimia anoda akan terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke
dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron
Reaksi elektrokimia seperti reaksi redoks, dapat
digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Sel elektrokimia
adalah alat yang digunakan melangsungkan perubahan di atas. Dalam sebuah sel,
energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda
(oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda
yang melepaskan elektron dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima
elektron dinamakan katoda. Jadi sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian atau
dua elektroda, setengah reaksi oksidasi akan berlangsung pada anoda dan
setengah reaksi reduksi akan berlangsung pada katoda.
Alat analisis elektrokimia dibedakan menjadi:
1.
Potensimeter
Berdasarkan atas perbedaan
potensial kedua elektrode yang dinyatakan dalam milivolt atau mV.
Potensiometri adalah suatu cara
analisis berdasarkan pengukuran beda potensial potensial sel dari suatu
sel elektrokimia. Didalam potensiometri dapat dipelajari hubungan antara
konsentrasi dengan potensial. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur potensial,
pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan menentukan konsentrasi
ion-ion tertentu dengan menggunakan elektroda selektif ion. Sususnan alat pada
potensiometri meliputi elektroda pembanding ( reference elektrode) , elektroda indikator ( indicator elektrode) dan
alat pengukur potensial,Contoh potensiometri.
2. Amperemeter
Amperemeter
bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalirmelalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz Berdasar
timbulnya arus listrik yang dinyatakan dalam amper atau mili amper. Prinsip
Kerja Amperemeter yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus
yang melewati kumparan besar, maka gaya yangtimbul juga akan membesar
sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikanke
posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya
Lorentz F =B.I. L
3. Voltameter
mempunyai prinsip yang sama tetapi elektrode yang digunakan agak berbeda. Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter
karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau
multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi
antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik
inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh
arus yang melewati kumparan.
4. Konduktometer berdasar pada
daya hantar listrik atau konduktivitas.
Beberapa
teknik elektrokimia:
1. Elektrodeposisi
adalah pengendapan logam dipermukaan elektroda. Teknik ini digunakan untuk pembuatan
bahan nanoteknologi, elektroplating, pencegah korosi, perhiasan dan asesoris
mobil.
2. Elektroanalisis
adalah aplikasi elektrolisis untuk analisis, seperti: polarografi , voltametri,
potensiometri, Linear Sweep Voltammetry (LSV), Cyclic Voltammetry (CV), Differential
Pulse Voltammetry (DPV), Normal Pulse Voltammetry (NPV), Differential Normal
Pulse Voltammetry (DNPV), Square Wave Voltammetry (SWV), Anodic stripping
voltammetry (ASV), Cathodic stripping voltammetry (CSV) daVoltametri stripping
adsorptif (AdSV
3. Elektrosintesis
adalah sintesis senyawa organik dan anorganik dengan cara elektrolisis. Prinsip
dari metode elektrosintesis didasarkan pada penerapan teori-teori elektrokimia
biasa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
4. Elektrodegradasi
adalah penguraian limbah organik dan anorganik. Penguraian limbah dengan teknik
ini lebih efi sien dan hemat energi. Hasil akhir dari penguraian limbah organik
adalah air dan gas CO2, sedangkan limbah anorganik seperti logam-logam akan
terendapkan di katoda. Logam yang sudah terendapkan di katoda, dapat dipisahkan
dengan melarutkan logam tersebut dalam asam kuat, kemudian dipisahkan menjadi
logam murni melalui pengendapan.
Beberapa rangkaian sel elektrolisis
Komentar
Posting Komentar